
Tepatnews, – Kolaborasi antara Sinemaku Pictures dengan Legacy Pictures berhasil menelurkan film terbaru mereka berjudul “Ketika Berhenti di Sini” yang akan tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 27 Juli 2023 sepertinya akan mampu menguras emosi para penikmat film.
Sebelumnya, kerja sama keduanya juga berhasil dalam film layar lebar “Kukira Kau Rumah” yang rilis dan sukses meraih box office pada 2022 lalu.
Film “Ketika Berhenti di Sini” kali ini disutradarai oleh Umay Shahab ini dan juga dibintangi oleh Prilly Latuconsina yang kali ini bertindak juga sebagai eksekutif produser. sekaligus berlakon dalam film “Ketika Berhenti di Sini”.
Sebagai ajang promosi, film “Ketika Berhenti di Sini” telah melakukan serangkaian roadshow yang diselenggarakan di lima kota, antara lain, Surabaya, Malang, Solo, Karawang, dan Bandung, dimana antusiasme para fans dan mereka yang menunggu film ini amat tinggi, hal ini terlihat dari beberapa penayangan dari rangkaian roadshow tiketnya terjual habis, bahkan ada penambahan penayangan di beberapa kota.
Berbagai komentar dari unggahan akun resmi “Ketika Berhanti di Sini” membuktikan bahwa berbagai daerah menunggu kedatangan acara roadshow agar dapat diselenggarakan di daerahnya masing-masing.
“Semarang dong”, “Jogja dong!”, “Mampir ke Gresik sekalian dong” itu lah berbagai reaksi warganet yang mulai tidak sabar.
Reaksi dari penonton yang telah menikmati tayangan ini juga ikut meramaikan dengan twit: “Padahal salah satu main plot-nya udah ke-spill di trailer, tapi ternyata tetap ada kejutan-kejutan yang tidak terduga
“Awalnya kita enggak merancang untuk harus sedih, harus bikin nangis, atau yang lainnya. Kita lebih bicara soal issue-nya, yaitu tentang kehilangan, merelakan, dan kesempatan kedua. Mungkin ini yang membuat jadi relevan buat semua orang, ” ungkap Prilly Latuconsina dalam sebuah interview.
“Di awali pertanyaan ‘Bagaimana kalau kita bisa punya kesempatan untuk bicara sama orang yang udah ga ada?’ terus kemudian kita kembangin lagi sama konsep kehilangan, jadi lah cerita di film ini,” tambah Umay Shahab selaku sutrdarada menambahkan.
Film “Ketika Berhenti di Sini” bercerita tentang Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) bertemu dengan Ed (Bryan Domani) yang diawali dengan kesalah-pahaman yang berujung pada perbincangan panjang dan hangat. Ed yang menggilai segala jenis riddle, meminta Dita menyelesaikan tantangan riddle darinya, dalam sebuah petualangan yang berakhir romantis.
Empat tahun sejak pertemuan pertama mereka, Dita yang sedang merintis karir dan masih berjuang untuk meraih impiannya, tanpa disadari senantiasa dilanda rasa insecure,, sementara Ed sudah mapan dengan perusahaan arsitek miliknya sendiri. Rasa insecure tersebut yang membuat Dita senantiasa menuntut Ed yang mencoba untuk sabar melayani Dita,
Sampai akhirnya Ed mengalami kecelakaan dan meninggal dunia saat harus melayani panggilan telepon oleh Dita. Inilah yang membuat Dita makin terpukul dan dihinggapi rasa bersalah.
Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan mencoba menjalani kehidupannya yang baru bersama Ifan, yang sekarang resmi jadi kekasihnya. Dita kini menjadi sosok pribadi yang berbeda, namun tidak ada yang bisa menghapus masa lalu.
Hingga suatu saat, Dita dipertemukan kembali dengan teki teki terakhir peninggalan Ed yang harus dipecahkan yang mengarahkan Dita untuk memahami arti sesungguhnya kehilangan dan bagaimana melepaskannya dengan ikhlas. Tidak pernah menduga bahwa makna teka teki tersebut, adalah untuk menyiapkan dirinya menjalani hubungan cinta yang lebih baik dengan Ifan (Refal Hady).
Ifan, sosok yang senantiasa hadir untuknya dari dulu. Dita memutuskan untuk menemui Ifan dan mengajaknya kembali untuk melanjutkan hubungan mereka kembali, sebelum dia menyesal lagi di kemudian hari.
Film “Ketika Berhenti di Sini” dibintangi oleh sederet aktor & aktris berbakat melintas generasi. Film ini dibintangi Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha Sadhewa, Sal Priadi, Widyawati, Cut Mini Theo, Satrya Ghozali, dan sederet nama lain yang menjanjikan.
Dan yang pasti banyak penonton yang bersimbah air mata dengan alasan masing-masing yang tentu saja tak lepas pengalaman pribadi.
Setidaknya film ini membawa penyadaran pada hakekat inilah hidup. (Af)